Loading...

Pengertian dan definisi psikologi sosial kegiatan manusia dalam hubungannya dengan situasi sosial.

Pengertian dan definisi psikologi sosial kegiatan manusia dalam hubungannya dengan situasi sosial.
Rabu, 19 Maret 2014
Konten [Tampil]
Menurut psikolog Gordon Allport, psikologi sosial merupakan cabang psikologi yang menggunakan metode ilmiah "untuk memahami dan menjelaskan bagaimana pikiran, perasaan dan perilaku individu dipengaruhi oleh kehadiran manusia lain baik secara aktual, terbayangkan atau tersirat" (1985).

Psikologi sosial merupakan perkembangan ilmu pengetahuan yang baru dan merupakan cabang dari ilmu pengetahuan psikologi pada umumnya. Ilmu tersebut menguraikan tentang kegiatan - kegiatan manusia dalam hubungannya dengan situasi - situasi sosial. Dari berbagai pendapat tokoh - tokoh tentang pengertian psikologi sosial dapat disimpulkan bahwa psikologi sosial adalah suatu studi ilmiah tentang pengalaman dan tingkah laku individu-individu dalam hubungannya dengan situasi sosial.

Sedangkan latar belakang timbulnya psikologi sosial, banyak beberapa tokoh berpendapat, semisal, Gabriel Tarde mengatakan, pokok - pokok teori psikologi sosial berpangkal pada proses imitasi sebagai dasar dari pada interaksi sosial antar manusia. Bedah lagi dengan Gustave Le Bon, bahwa pada manusia terdapat dua macam jiwa yaitu jiwa individu dan jiwa massa yang masing-masing berlaianan sifatnya.
Jiwa massa lebih bersifat primitif ( buas, irasional, dan penuh sentimen ) dari pada sifat-sifat jiwa individu. Berlaianan dengan Le Bon, Sigmund Freud berpendapat bahwa jiwa massa itu sebenarnya sudah terdapat dan tercakup oleh jiwa individu, hanya saja sering tidak disadari oleh manusia itu sendiri karena memang dalam keadaan terpendam. Dan masih banyak lagi tokoh-tokoh yang berpendapat dalam buku yang mempunyai pengaruh terhadap perkembangan psikologi sosial.

Pada tahun 1950 dan 1960 psikologi sosial tumbuh secara aktif dan program gelar dalam psikologi dimulai disebagaian besar universitas. Dasar mempelajari psikologi sosial berdasarkan potensi - potensi manusia, dimana potensi ini mengalami proses perkembangan setelah individu itu hidup dalam lingkungan masyarakat. Potensi - potensi tersebut antara lain:

  • Kemampuan menggunakan bahasa
  • Adanya sikap etik
  • Hidup dalam 3 dimensi ( dulu, sekarang, akan datang )

Ketiga pokok di atas biasa disebut sebagai syarat human minimum. Dengan demikian yang tidak memenuhi human minimum dengan sendirinya sukar digolongkan sebagai masyarakat. Obyek manusia mempelajari psikologi sosial adalah kegiatan - kegiatan sosial / gejala - gejala sosial. Sedangkan metode sosial antara lain :

  • Metode Eksperimen
  • Metode survey
  • Metode Observasi
  • Metode diagnostik - psychis
  • Metode Sosiometri

Sebagai ilmu yang obyeknya manusia, maka terdapat saling hubungan antara psikologi sosial dengan ilmu - ilmu lain yang obyeknya juga manusia seperti misalnya : Ilmu hukum, Ekonomi, sejarah, dan yang paling erat hubungannya adalah sosiologi. Letak psikologi sosial dalam sistematik psikologi termasuk dalam psikologi yang bersifat empirik dan tergolong psikologi khusus yaitu psikologi yang menyelidiki dan yang mempelajari segi - segi kekhususan dari hal - hal yang bersifat umum dipelajari dalam lapangan psikologi khusus. Sedangkan kedudukan psiklogi sosial didalam lapangan psikologi termasuk dalam psikologi teoritis, sedangkan psikologi sosial tergolong dalam psikologi teoritis.

Mengenai psikologi sosial terdapat pertentangan faham diantara beberapa tokoh ilmu jiwa sosial yang dalam garis besarnya dapat dikelompokan menjadi dua aliran yakni, aliran subyektifisme yang menyatakan bahwa individulah yang membentuk masyrakat dalam segala tingkah lakunya. Dan aliran kedua adalah, obyektivisme yang merupkan kebalikan dari aliran subyektivisme, bahwa masyarakatlah yang menentukan individu.

Selain dua aliran di atas, masih ada aliran yang membicarakan masalah hubungan antara individu dengan masyarakat diantaranya adalah aliran historis dan cultural personality.

Banyak orang menganggap psikologi sosial & sosiologi adalah sama. Hal ini terjadi karena keduanya berkecimpung pada studi yang sama mengenai bagaimana orang bertingkah laku di dalam kelompok.
Hanya saja sosiolog mempelajari masyarakat terkecil hingga masyarakat luas, sedangkan psikologi sosial pada individu, yaitu bagaimana sebuah kelompok mempengaruhi individu & sebaliknya bagaimana individu mempengaruhi kelompok.

Ciri-ciri yang dipakai untuk mengukur tinggi rendahnya semangat kerja yang dimiliki karyawan sebagian besar mengacu pada pendapat Maier yang menyebutkan ada empat konsep dasar yang mencerminkan semangat kerja yang tinggi yaitu, antara lain :

  1. Kegairahan atau antusias (Zest, Enthusiasm). Maier mengemukakan bahwa seseorang yang memiliki kegairahan dalam bekerja berarti juga memiliki motivasi atau dorongan untuk bekerja, motivasi tersebut akan terbentuk bila kurang memiliki keinginan atau minat dan kegembiraan dalam melakukan pekerjaannya. Keinginan atau minat karyawan bekerja mencerminkan adanya dorongan karyawan dalam melakukan suatu pekerjaan. Keinginan karyawan untuk bekerja dikatakan kuat bila karyawan melakukannya bukan karena adanya perasaan cemas.
  2. Kualitas untuk bertahan (Staying Quality). Setiap orang tentu mempunyai tujuan tertentu dalam bekerja dan berusaha untuk mencapainya, makin besar usaha individu untuk mengatasi kesulitan dalam mencapai tujuannya, menunjukkan bahwa individu tersebut memiliki semangat kerja yang tinggi. Maier menyatakan bahwa individu tetap berusaha mencapai tujuan semula meskipun mengalami kesulitan, ini menunjukkan bahwa individu tersebut memiliki kualitas untuk bertahan.
  3. Kekuatan melawan frustasi (Resistence to Frustation). Maier menyatakan bahwa kekuatan melawan frustasi berbeda dengan kualitas untuk bertahan, meskipun secara umum keduanya mencerminkan bagaimana individu tersebut menghadapi rintangan yang ditemui selama bekerja. Pada aspek ini Maier melibatkan suatu hal yang menarik untuk mengetahui semangat kerja individu, yaitu frustasi.
  4. Semangat berkelompok. Semangat kerja menurut buku Multipal Personal Administration yaitu; bahwa semangat kerja adalah, sikap perorangan atau sikap kelompok dari masing-masing individu terhadap pekerjaan dan lingkungan pekerjaan.


Iklan Atas Artikel

Loading...

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Loading...

Iklan Bawah Artikel

Loading...